Makalah Ahir Berpikir dan Menulis Ilmiah
(KPM200)
Peran Komunikasi di
Dalam Keluarga dan Pengaruhnya terhadap Tanggung Jawab Orang Tua Dalam
Membentuk Sikap dan Perilaku Anak
Oleh
:
Sekar Anjani
I34100060
Dosen :
Dr. Ekawati Sri Wahyuni
Departemen Sains Komunikasi dan
Pengembangan Masyarakat
Fakultas Ekologi Manusia
2011
ABSTRAK
Komunikasi selalu menyertai manusia dalam menjalankan berbagai aktivitas dalam
kehidupan. Beberapa dari aktivitas penting dalam kehidupan terjadi di dalam
lingkungan keluarga dimana keluarga merupakan lingkungan yang paling utama
dalam setiap individu manusia.Komunikasi yang dijalankan dalam keluarga patut
menjadi perhatian terutama orang tua sebagai tanggung jawab dalam membina
hubungan di dalam keluarga terutama kepada anak.Penulisan ini bertujuan
untuk menganalisis peran komunikasi dalam
keluarga; mengkaji pola komunikasi yang terjadi dalam keluarga; mengkaji tanggung jawab orang tua
terhadap pembentukan sikap dan perilaku anak.
Metode penulisan yang digunakan dalam makalah ini adalah metode peneltian
sekunder berdasarkan tinjauan – tinjauan pustaka seperti buku, jurnal ilmiah, skripsi
dan artikel ilmiah. Hasil yang didapatkan dari penulisan
ini berupa peran komunikasidi lingkungan keluarga, pola komunikasi yang terjadi di dalam keluarga, tanggung jawab orang
tua dalam berkomunikasi untuk membentuk sikap dan perilaku anak; sejauh mana
komunikasi bisa mempengaruhi dalam proses pembentukan sikap dan perilaku anak.
Semakin baik komunikasi
yang dijalin antar anggota keluarga, semakin baik pula
pribadi yang dibentuk di setiap individu keluarga sehingga hubungan yang terjalin
lebih sehat dan harmonis.
Kata kunci: komunikasi,
keluarga, tanggung jawab orang tua, sikap dan perilaku anak.
Kata Pengantar
Komunikasi
merupakan hal krusial dalam kehidupan, terutama dalam menjalin
hubungan antar manusia.Komunikasi terlibat pada setiap aspek kehidupan
manusia.
Begitu pula halnya dengan keluarga. Keluarga adalah
lingkungan yang pertama kali ada sejak kita dilahirkan adalah keluarga.
Keluarga merupakan lingkungan dimana terdapat orang – orang terkasih yang patut
selalu kita jaga keharmonisannya. Untuk itu, keduanya (komunikasi dan keluarga)
perlu saling berkesinambungan satu sama lain dan berpengaruh penting dalam
pembentukan sikap dan perilaku anak yang merupakan tanggung jawab orang tua.
Ini adalah pesan – pesan penting yang terkandung dalam
makalah ini. Penulisan makalah ini semakin bermakna karena makalah ini sebagai
perwujudan dari proses pembelajaran mata kuliah Berpikir dan Menulis Ilmiah
(KPM 200) di Departemen Sains Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat, Fakultas
Ekologi Manusia IPB.
Terima Kasih dan penghargaan disampaikan kepada ibu Dr.
Ekawati S Wahyuni sebagai Pembina dan coordinator dari mata kuliah Berpikir dan
Menulis Ilmiah. Dan juga terima kasih kepada Tiara Anja Kusuma sebagai Asisten
Praktikum yang turut membimbing dalam penulisan makalah ini. Dan terakhir,
kepada teman – teman di Departemen Sains Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat
angkatan 47 yang selalu menemani dan bersama – sama dalam mengerjakan makalah
ini. Semoga penulisan makalah ini dapat bermanfaat bagi semuanya.
Bogor, 26 Desember 2011
Sekar Anjani
NIM: I3410060
DAFTAR ISI
Abstrak
i
Kata
Pengantar
ii
Daftar
Isi
iii
Pendahuluan
1
Komunikasi
dan Keluarga
2-4
Tanggung
Jawab Orang Tua pada Anak dalam Keluarga
5-6
Simpulan
7
Daftar
Pustaka
8
PENDAHULUAN
Komunikasi merupakan hal krusial dalam kehidupan, terutama dalam menjalin hubungan antar manusia.Komunikasi terlibat pada setiap aspek kehidupan manusia. Menurut Hubeis
(2011), Komunikasi adalah apa yang kita
katakan, bagaimana menyampaikannya, mengapa disampaikan, dan apa yang tidak
dikatakan dan juga
merupakan ekpresi wajah, gerak gerik dan nada
suara. Dan
begitu pula halnya dengan keluarga yang merupakan lingkungan tempat pertama
kali kita terlahir di dunia.Ahira (2011) menyatakan
bahwa keluarga adalah segala – galanya dan bagian yang terpenting dari yang
terpenting, walaupun jalinan hubungan lain seperti teman pun mempunyai
kepentingan juga, namun keluarga adalah sebaik – baiknya tempat kembali, tak
kenal pamrih dan tak terbalas. Kita semua
tahu, bahwa proses pembentukan perilakuanak
yang pertama kali berasal dari lingkungan keluarganya yang nantinya tergantung
dari situlah apakah dia akan menjadi pribadi yang baik atau tidak. Maka dari itu, pola komunikasi yang baik harus ditanamkan di dalam
keluarga, misalnya seberapa sering (intensitas) mereka
saling berinteraksi satu sama lain. Seperti ada pepatah bilang, tak kenal maka
tak sayang. Bagaimana caranya kita berkenalan?
yaitu dengan berkomunikasi. Semakin sering kita berkomunikasi dengan
orang tersebut, kita semakin dapat mengenal dia lebih baik, baik itu dari sisi
kelebihan maupun kekurangan orang tersebut. Bayangkan jika dalam keluarga
jarang terjadi komunikasi satu sama lain? Anaknya tidak dapat mengenal
orangtuanya dengan baik, dan begitu pula sebaliknya, orangtua tidak dapat
mengenal anaknya dengan baik, seperti apa sifat anaknya, apa keinginannya dan
lain sebagainya. Begitu juga denganorangtuanya, suami
dan istri pun harus memiliki komunikasi yang baik agar dapat memberikan dampak positif bagi si anak, terutama dalam hal berperilaku.Jika
dalam sebuah keluarga jarang terjadi komunikasi, misalnya karena ayah dan ibu
sibuk bekerja walhasil suasana yang tercipta dalam keluarga tidaklah nyaman
apalagi harmonis. Yang akan kerap terjadi adalah pertengkaran suami istri,
kekerasan rumah tangga dan perceraian.Padahal sebenarnya, keluargalah
pondasi dasar utama yang dapat membentuk pribadi yang baik untuk bekal
bermasyarakat kelak. Untuk itu, komunikasi yang baik dalam keluarga adalah
kunci utama dalam membentuk keharmonisan keluarga walaupun memang hidup tidak
terlepas dari masalah, namun komunikasi pula lah yang dapat memecahkannya,
maksudnya adalah keluarga tersebut bersatu, bersama – sama mengatasi masalah
yang ada dalam kehidupan.
Metode penulisan yang digunakan untuk makalah ini adalah metode penelitian sekunder, yaitu
dengan beberapa tinjauan pustaka baik berupa buku maupun artikel ilmiah.Komunikasi adalah penting bagi segala aspek kehidupan dan di segala
lingkungan.Menilik komunikasi dalam lingkup lingkungan paling utama yaitu
keluarga, adapun pokok permasalahan dari makalah ini adalah bagaimana peran
komunikasi di dalam keluarga dan tanggung jawab orang tua dalam membentuk sikap
dan perilaku anak.Berangkat dari permasalahan tersebut, maka adapun penulisan
makalah ini bertujuan untuk (1) Menganalisis peran komunikasi dalam
keluarga (2) Mengkaji pola komunikasi yang terjadi dalam keluarga (3) Mengkaji tanggung jawab orang tua
terhadap pembentukan sikap dan perilakuanak.
KOMUNIKASI DAN KELUARGA
Pentingnya Komunikasi
Komunikasi
merupakan hal krusial dalam kehidupan, terutama dalam menjalin
hubungan antar manusia. Sepanjang hidupnya manusia pasti melakukan proses komunikasi.
Djuara P Lubis (2010) menyatakan bahwa ketika seseorang menghampiri orang lain
walau tidak berbicara pun, itu sudah merupakan komunikasi.Komunikasi adalah cara membuat orang lain tahu tentang
gagasan dan perasaan kita: Komunikasi adalah apa yang kita katakan, bagaimana
menyampaikannya, mengapa disampaikan, dan apa yang tidak dikatakan. Komunikasi
adalah ekpresi wajah, gerak gerik dan nada suara (Hubeis 2011). Saking
pentingnya komunikasi, Gerald Godhaber dalam Djuara P Lubis menyatakan
komunikasi sebagai:
darah yang menghidupkan…
perekat yang menyatukan…
oli yang memuluskan…
tali yang mengikat…
kekuatan yang merasuk… dan
zat yang menyemen semua hubungan sosial.
Mengenai definisi dari komunikasi,
penulis menyajikan beberapa definisi komunikasi dari beberapa ahli yang
dirumuskan McQuail dan Windahl sebagai berikut:
“…McQuail
dan Windahl (1981) mendaftarkan beberapa definisi komunikasi yang dikemukakan
oleh ahli lain, seperti berikut:
a)
Penyampaian informasi, ide, sikap,
atau emosi dari satu orang atau kelompok ke orang atau kelompok lainnya
(Theodorson dan Theodorson),
b)
Terjadi bila suatu sistem (sumber)
mempengaruhi yang lain (tujuan) dengan memanfaatkan symbol yang disampaikan
melalui saluran yang menghubungkan mereka (Osgood), dan
c)
Interaksi sosial melalui pesan
(Gerbner). …”(Djuara P Lubis 2010)
Maka dari itu, jelaslah bahwa komunikasi tidak dapat
dipisahkan dari kehidupan manusia karena manusia melakukan berbagai aktivitas
dalam hidupnya pasti melibatkan komunikasi.Dengan berkomunikasi, manusia
berhubungan satu sama lain saling bertukar informasi, mengirim dan menerima
informasi.
Pentingnya Komunikasi dalam
Keluarga
Keluarga merupakan lingkungan pertama yang kita kenal
semenjak pertama kali kita dilahirkan.Keluarga merupakan tempat awal dan akhir
kita berada.Keberadaan keluarga pada diri seseorang sangat penting. Ahira
(2011) menyatakan bahwa keluarga adalah segala – galanya dan bagian yang
terpenting dari yang terpenting, walaupun jalinan hubungan lain seperti teman
pun mempunyai kepentingan juga, namun keluarga adalah sebaik – baiknya tempat
kembali, tak kenal pamrih dan tak terbalas. Didalamnya terdapat orang – orang
yang pertama kita kenal dan mempunyai hubungan erat dengan kita, terutama hubungan
darah yang merupakan anugerah dari sang pencipta.Pada umumnya keluarga terdiri
dari ayah, ibu dan anak. Orang – orang inilah yang merupakan aktor utama dalam
berkomunikasi di lingkungan keluarga. Dalam keluarga, biasanya orang tua
merupakan tokoh yang bertanggung jawab untuk berkomunikasi dengan baik pada
anaknya sebagai pendidikan akan bersikap dan berperilaku untuk bekal
bersosialisasi dengan lingkungan luar kelak.
Komunikasi dan keluarga, keduanya merupakan hal yang sangat
penting. Komunikasi yang dibina dengan baik oleh anggota – anggota keluarga
akan mewujudkan keluarga yang harmonis dan sejahtera. Mengenai bagaimana
pentingnya peran komunikasi di dalam keluarga, penulis setuju dengan pendapat Aida
Vitayala S Hubeis sebagai berikut:
“…Komunikasi dalam keluarga sangat
penting karena meyediakan media bagi anggota keluarga di dalam mengekspresikan
keperluannya, keinginannya, dalam dimensi saling peduli. Dalam hal ini,
komunikasi yang terbuka dan jujur menghasilkan suasana yang memungkinkan
anggota keluarga untuk mengekpresikan perbedaan mereka seperti halnya perasaan
saling sayang dan saling respek. Melalui komunikasi anggota keluarga dapat
mensolusikan masalah-masalah yang timbul dalam semua keluarga. …”(Hubeis 2011)
Pola
Komunikasi dalam Keluarga
Terkait
dengan pentingnya peran komunikasi di dalam keluarga, ada beberapa pola
komunikasi yang dapat terjadi antar anggota keluarga, terutama antara orang tua
dan anak. Sehubungan dengan hal itu, ada beberapa pola komunikasi, yaitu empat gaya komunikasi (styles of communication) yang diungkapkan oleh Aida Vitayala
S Hubeis (2011) sebagai berikut:
1.
Komunikasi langsung dan jelas
Komunikasi langsung dan jelas adalah bentuk komunikasi yang paling sehat dan terjadi ketika pesan dikemukakan secara jelas dan langsung ke anggota keluarga yang bersangkutan. Sebagai contoh, ketika seorang ayah kecewa kepada anaknya yang gagal menyelesaikan tugasnya dan berkata “ nak, ayah kecewa kamu lupa membersihkan kamarmu hari ini tanpa diingatkan”.
Komunikasi langsung dan jelas adalah bentuk komunikasi yang paling sehat dan terjadi ketika pesan dikemukakan secara jelas dan langsung ke anggota keluarga yang bersangkutan. Sebagai contoh, ketika seorang ayah kecewa kepada anaknya yang gagal menyelesaikan tugasnya dan berkata “ nak, ayah kecewa kamu lupa membersihkan kamarmu hari ini tanpa diingatkan”.
2.
Komunikasi tidak langsung dan jelas
Pada komunikasi tidak langsung dan jelas, pesan yang disampaikan jelas, tetapi tidak langsung ditujukan kepada orang yang bersangkutan. Dalam contoh yang sama, ayah berkata “sangat mngecewakan jika orang lupa mengerjakan tugasnya membersihkan kamarnya sendiri”. Pada pesan ini, anak mungkin tidak sadar bahwa ucapan tersebut ditujukan kepadanya.
Pada komunikasi tidak langsung dan jelas, pesan yang disampaikan jelas, tetapi tidak langsung ditujukan kepada orang yang bersangkutan. Dalam contoh yang sama, ayah berkata “sangat mngecewakan jika orang lupa mengerjakan tugasnya membersihkan kamarnya sendiri”. Pada pesan ini, anak mungkin tidak sadar bahwa ucapan tersebut ditujukan kepadanya.
3.
Komunikasi topeng dan jelas
Komunikasi topeng dan jelas terjadi ketika konten pesan tidak jelas, tetapi ditujukan kepada anggota keluarga yang jelas tujuannya. Dalam ilustrasi yang sama, Ayah mungkin akan berkata “ nak, ternyata orang tidak bekerja keras dalam melakukan apa yang seharusnya dia lakukan”.
Komunikasi topeng dan jelas terjadi ketika konten pesan tidak jelas, tetapi ditujukan kepada anggota keluarga yang jelas tujuannya. Dalam ilustrasi yang sama, Ayah mungkin akan berkata “ nak, ternyata orang tidak bekerja keras dalam melakukan apa yang seharusnya dia lakukan”.
4.
Komunikasi topeng dan tidak langsung
Komunikasi topeng dan tidak langsung terjadi ketika baik pesan maupun orang yang dituju tidak jelas. Pada keluarga dengan relasi yang tidak sehat, komunikasi cenderung sangat bertopeng dan tidak langsung. Contoh dari ilustrasi yang sama, ayah akan berkata “anak muda zaman sekarang sangat malas”.
Komunikasi topeng dan tidak langsung terjadi ketika baik pesan maupun orang yang dituju tidak jelas. Pada keluarga dengan relasi yang tidak sehat, komunikasi cenderung sangat bertopeng dan tidak langsung. Contoh dari ilustrasi yang sama, ayah akan berkata “anak muda zaman sekarang sangat malas”.
Tentu saja,
proses komunikasi yang terjadi dalam keluarga nantinya tidak selalu harus
terpaku pada teori. Proses komunikasi tetap saja pada akhirnya pola komunikasi
yang terjadi di dalam keluarga kembali pada pribadi anggota – anggota keluarga
tersebut.Selain pola komunikasi diatas, ada pula beberapa tipe komunikasi yang
dapat terjadi di dalam keluarga.
“…F. Philip
Rice mengungkapkan tipe – tipe komunikasi yang dikaitkan dengan pola asuh,
yaitu:
a.
Tipe Terbuka
Tipe ini
merupakan tipe komunikasi paling sehat.Antara anak
dan orang tua terjalin komunikasi saling terbuka.
b.
Tipe Permukaan
Komunikasi yang
terjadi bukan pada hal- hal penting, tidak detail, tidak nyata, dan sekedar
basa – basi saja sebatas permukaan.
c.
Tipe Mengabaikan (Avoidance)
Komunikasi dimana masing – masing anggota keluarga saling
menghindar sehingga tidak terjalin komunikasi.Tipe ini biasanya ada pada pola
asuh cuek atau neglectful.
d.
Tipe Komunikasi Salah
Terjadi pada pola asuh otoriter dimana orang tua cenderung
menuntut anak.
e.
Tipe Komunikasi Satu Arah
Terjadi jika hanya ada satu figur dominan
dalam berkomunikasi.
f.
Tipe Tanpa Ada Komunikasi
Antara anggota keluarga jarang terjadi pembicaraan.Walaupun
sedikit, sebenarnya diantara mereka tidak ada konflik nyata.Namun, akibat dari
tipe komunikasi seperti ini adalah orang tua tidak tahu keadaan dan kebutuhan
anak. …” (Baso [tidak ada tahun])
Dari
pola komunikasi yang ada, terlihat jelas bahwa komunikasi dalam keluarga pun
merupakan suatu hal yang sangat penting untuk diperhatikan. Kebanyakan orang menganggap bahwa
komunikasi di dalam keluarga terjadi secara alamiah, namun hal itu tidak akan
terjadi jia anggota keluarganya tidak memulai komunikasi itu untuk terjadi.
Intinya, semua anggota keluarga harus memulai, membangun, dan menjalankan pola
hubungan satu sama lain dengan komunikasi yang baik.
TANGGUNG JAWAB ORANG TUA PADA ANAK DALAM KELUARGA
Keluarga pada umumnya terdiri dari orang tua dan anak.
Dan dalam keluarga, orang tua lah yang bertanggung jawab dalam memelihara
kelangsungan hidup keluarga, termasuk dalam mendidik anak agar mempunyai sikap
dan perilaku yang baik. William J. Goode (2007) menyatakan bahwa keluarga itu
terdiri dari pribadi – pribadi, tetapi merupakan bagian dari jaringan sosial
yang lebih besar. Kepribadian adalah bagaimana seseorang membawakan diri serta
perannya dalam berinteraksi dengan lingkungannya (Satiadarma 2001). Maka dari
itu, orang tua berkewajiban untuk mendidik anaknya agar siap menghadapi
kehidupan masyarakat yang luas.
William
J. Lederer dan Don D. Jackson, dalam bukunya The Mirages of Marriage mengatakan
bahwa banyak mitos dalam rumah tangga yang mengakibatkan terganggunya komunikasi
dalam keluarga. Salah satu di antaranya kepercayaan bahwa orang lain pasti
mengerti apa yang saya maksudkan. Padahal banyak contoh berita yang diterima
ternyata bukanlah berita yang dikirimkan (Risyaf 2010).Dalam
membangun komunikasi keluarga yang baik, peran orang tua sangat fatal sekali
dampaknya.Mengapa demikian? Itu karena anak – anak selalu mengikuti orang
tuanya, apa yang diucapkan, dilakukan, semua mereka ikuti sebagai proses
pembelajaran. Disisi lain, persepsi orang tua sangat mempengaruhi sikap dan
perilaku anak. Monty P. Satiadarma (2001) menyatakan bahwa jika orang tua
memiliki persepsi positf kepada anaknya, sikapnya pun akan positif pula.
Selanjutnya perilaku terhadap anaknya positif pula.
Suatu teori yang berkaitan dengan persepsi, dalam hal
ini yakni persepsi orang tua terhadap anaknya yang disebut teori Pygmalion Effect.
Teori ini dijelaskan oleh Monti P. Satiadarma (2001) sebagai berikut:
“… Pandangan the Pygmalion effect pada intinya adalah
persepsi orang tua, baik yang diucapkan
dengan menggunakan label – label tertentu pada anak, atau yang tidak diucapkan
di dalam diri mereka, bisa menjadi kenyataan yang sesungguhnya pada diri anak.
Masalah yang serius akan timbul jika orang tua terlalu sering mengucapkan “Anak
nakal!”, ”Anak bandel!” atau “Anak tah tahu diuntung!” pada putra – putrinya.
…”
Dalam hal ini ada dua faktor yang turut mendampingi proses pembentukan
sikap dan perilaku anak, yakni bahasa dan pendidikan moral.
Bahasa adalah alat bagi seseorang untuk mengemukakan
gagasan, idealism, serta keinginan – keinginannya kepada orang lain dan juga
melalui bahasa, orang tua menyampaikan pesan – pesan baik intelek maupun
emosional kepada anak – anak mereka (Satiadarma 2001). Dengan kata – kata
seperti “Anak bandel!” atau “Anak nakal!” tadi, si anak akan dapat
belajar bahwa dia sedang dimarahi dan begitu pula dengan kata – kata seperti “kamu pintar sekali!” atau “Anak baik!”, maka sang anak pun akan
mengerti bahwa orang tuanya sedang memujinya dan ia akan merasa senang. Jika
bahasa yang digunakan orang tua adalah bahasa yang baik dan sopan, maka sang
anak pun nantinya akan berbicara dengan bahasa yang baik dan sopan dan begitu
sebaliknya.
Pembentukan sikap dan perilaku anak tentunya juga
perlu didampingi oleh pendidikan moral, yang termasuk di dalamnya norma dan
etika. Pendidikan moral dirasa perlu terlebih lagi di zaman yang rentan akan
rusaknya perkembangan moral, terutama di kalangan remaja.Agus Winarti (2006)
mengungkapkan beberapa cara untuk membantu orang tua dalam pendidikan moral
anak, diantaranya yakni sebagai berikut:
1)
Dengan
larangan; Orang tua melarang anaknya untuk tidak berbohong, berbuat tidak benar
dan tidak jujur.
2)
Dengan
Isyarat; Isyarat dilakukan dengan menggunakan kata – kata sindiran, dilakukan
orang tua pada situasi sedang tidak sendiri/orang lain selain anak tersebut.
3)
Orang
tua melakukan diskusi; Membicarakan berbagai hal yang dilakukan di luar rumah
pasa situasi diskusi seperti pada saat makan malam bersama, saat santai
menyaksikan televisi.
4)
Memberi
kesempatan anak berbuat/memperbaiki yang telah mereka perbuat; Anak diberikan
kesempatan untuk melakukan sesuatu yang menurut dia tidak melanggar
aturan/larangan/melanggar moral yang berlaku.
5)
Memberi
contoh/teladan dengan kata – kata maupun perilaku dalam kehidupan sehari –hari.
Untuk
membangun komunikasi yang baik dalam keluarga, pertama dan paling penting
adalah tanggung jawab orang tua sebagai tonggak pemimpin dalam keluarga.Maka dari itu, orang tua perlu membekali si anak dengan landasan
pembentukan sikap dan perilaku yang baik dengan
menggunakan bahasa yang baik serta didampingi oleh pendidikan moral yang
baik.Dengan demikian,jelaslah bahwa orang tua bertanggung jawab dalam membentuk
sikap dan perilaku anak.
SIMPULAN
Komunikasi
merupakan hal yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan, terutama manusia.
Tidak mungkin semasa hidupnya manusia tidak berkomunikasi. Manusia sebagai
makhluk sosial tidak dapat hidup sendiri. Manusia pasti menjalin hubungan
dengan sesama manusia bahkan makhluk hidup lainnya. Dan komunikasilah yang
dibutuhkan untuk menjalin hubungan itu semua. Dan lingkungan yang pertama kali
ada sejak kita dilahirkan adalah keluarga. Keluarga merupakan lingkungan dimana
terdapat orang – orang terkasih yang patut selalu kita jaga keharmonisannya.
Untuk mencapai itu semua, komunikasi pula lah yang menjadi intinya. Pola
Komunikasi yang mungkin terjadi di dalam keluarga diantaranya adalah (1)
Komunikasi langsung dan jelas (2) Komunikasi tidak langsung dan jelas (3)
Komunikasi topeng dan jelas (4) Komunikasi topeng dan tidak langsung. Keluarga
pada umumnya terdiri dari orang tua dan anak. Dan dalam keluarga, orang tua lah
yang bertanggung jawab dalam memelihara kelangsungan hidup keluarga, termasuk
dalam mendidik anak agar mempunyai sikap dan perilaku yang baik. Komunikasi
antara orang tua dengan anak dapat mempengaruhi sikap dan perilaku anak,
contohnya saja jika orang tua mengucapkan bahasa yang baik, maka si anak pun
akan mengikuti orang tuanya mengucapkan bahasa yang baik pula dan begitu
sebaliknya. Ada dua faktor yang perlu diperhatikan oleh orang tua
dalam proses membentuk sikap dan perilaku anak, yaitu penggunaan bahasa dan
pendidikan moral. Dengan demikian, orang tualah
yang bertanggung jawab dalam membangun komunikasi yang baik dalam keluarganya,
terutama pada sang anak. Maka dari itu, dalam membentuk sikap dan perilaku anak
yang baik sejak dini dan juga dalam mewujudkan keluarga yang sehat dan
harmonis, komunikasi keluarga merupakan “kuncinya” dimana jelas bahwa
komunikasi memainkan peran yang sangat penting dalam sebuah keluarga.
Alangkah
baiknya jika para orang tua di dalam setiap keluarga mampu membangun komunikasi
keluarga yang baik. Karena dengan komunikasi yang terjaga dengan baik, hubungan
diantara anggota keluarga pun akan baik pula. Orang tua yang benar – benar
bertanggung jawab dalam memelihara hubungan di dalam keluarga, terutama anaknya
sudah sepatutnya memberikan contoh dan teladan yang baik dan mengkomunikasikan
teladan baik itu pada anaknya. Dengan demikian, perlahan - lahan hal tersebut
akan membentuk sikap dan perilaku sang anak yang baik.