Senin, 07 Mei 2012

Tugas Penkom 8 Mei 2012; Makalah KPM Sekar Anjani (I34100060)


Makalah Ahir Berpikir dan Menulis Ilmiah (KPM200)

Peran Komunikasi di Dalam Keluarga dan Pengaruhnya terhadap Tanggung Jawab Orang Tua Dalam Membentuk Sikap dan Perilaku Anak







Oleh  :
Sekar Anjani
I34100060



Dosen :
Dr. Ekawati Sri Wahyuni

 
Departemen Sains Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat
Fakultas Ekologi Manusia
2011



ABSTRAK
Komunikasi selalu menyertai manusia dalam menjalankan berbagai aktivitas dalam kehidupan. Beberapa dari aktivitas penting dalam kehidupan terjadi di dalam lingkungan keluarga dimana keluarga merupakan lingkungan yang paling utama dalam setiap individu manusia.Komunikasi yang dijalankan dalam keluarga patut menjadi perhatian terutama orang tua sebagai tanggung jawab dalam membina hubungan di dalam keluarga terutama kepada anak.Penulisan ini bertujuan untuk menganalisis peran komunikasi dalam keluarga; mengkaji pola komunikasi yang terjadi dalam keluarga; mengkaji tanggung jawab orang tua terhadap pembentukan sikap dan perilaku anak. Metode penulisan yang digunakan dalam makalah ini adalah metode peneltian sekunder berdasarkan tinjauan – tinjauan pustaka seperti buku, jurnal ilmiah, skripsi dan artikel ilmiah. Hasil yang didapatkan dari penulisan ini berupa peran komunikasidi lingkungan keluarga, pola komunikasi yang terjadi di dalam keluarga, tanggung jawab orang tua dalam berkomunikasi untuk membentuk sikap dan perilaku anak; sejauh mana komunikasi bisa mempengaruhi dalam proses pembentukan sikap dan perilaku anak. Semakin baik komunikasi yang dijalin antar anggota keluarga, semakin baik pula pribadi yang dibentuk di setiap individu keluarga sehingga hubungan yang terjalin lebih sehat dan harmonis.

Kata kunci: komunikasi, keluarga, tanggung jawab orang tua, sikap dan perilaku anak.


Kata Pengantar
            Komunikasi merupakan hal krusial dalam kehidupan, terutama dalam menjalin hubungan antar manusia.Komunikasi terlibat pada setiap aspek kehidupan manusia. Begitu pula halnya dengan keluarga. Keluarga adalah lingkungan yang pertama kali ada sejak kita dilahirkan adalah keluarga. Keluarga merupakan lingkungan dimana terdapat orang – orang terkasih yang patut selalu kita jaga keharmonisannya. Untuk itu, keduanya (komunikasi dan keluarga) perlu saling berkesinambungan satu sama lain dan berpengaruh penting dalam pembentukan sikap dan perilaku anak yang merupakan tanggung jawab orang tua.
Ini adalah pesan – pesan penting yang terkandung dalam makalah ini. Penulisan makalah ini semakin bermakna karena makalah ini sebagai perwujudan dari proses pembelajaran mata kuliah Berpikir dan Menulis Ilmiah (KPM 200) di Departemen Sains Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat, Fakultas Ekologi Manusia IPB.
Terima Kasih dan penghargaan disampaikan kepada ibu Dr. Ekawati S Wahyuni sebagai Pembina dan coordinator dari mata kuliah Berpikir dan Menulis Ilmiah. Dan juga terima kasih kepada Tiara Anja Kusuma sebagai Asisten Praktikum yang turut membimbing dalam penulisan makalah ini. Dan terakhir, kepada teman – teman di Departemen Sains Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat angkatan 47 yang selalu menemani dan bersama – sama dalam mengerjakan makalah ini. Semoga penulisan makalah ini dapat bermanfaat bagi semuanya.


Bogor, 26 Desember 2011



                                                                                                            Sekar Anjani
                                                                                                          NIM: I3410060



DAFTAR ISI

Abstrak i

Kata Pengantar ii

Daftar Isi iii

Pendahuluan 1

Komunikasi dan Keluarga 2-4

Tanggung Jawab Orang Tua pada Anak dalam Keluarga 5-6

Simpulan 7

Daftar Pustaka 8




PENDAHULUAN

Komunikasi merupakan hal krusial dalam kehidupan, terutama dalam menjalin hubungan antar manusia.Komunikasi terlibat pada setiap aspek kehidupan manusia. Menurut Hubeis (2011), Komunikasi adalah apa yang kita katakan, bagaimana menyampaikannya, mengapa disampaikan, dan apa yang tidak dikatakan dan juga merupakan ekpresi wajah, gerak gerik dan nada suara. Dan begitu pula halnya dengan keluarga yang merupakan lingkungan tempat pertama kali kita terlahir di dunia.Ahira (2011) menyatakan bahwa keluarga adalah segala – galanya dan bagian yang terpenting dari yang terpenting, walaupun jalinan hubungan lain seperti teman pun mempunyai kepentingan juga, namun keluarga adalah sebaik – baiknya tempat kembali, tak kenal pamrih dan tak terbalas. Kita semua tahu, bahwa proses pembentukan perilakuanak yang pertama kali berasal dari lingkungan keluarganya yang nantinya tergantung dari situlah apakah dia akan menjadi pribadi yang baik atau tidak. Maka dari itu, pola komunikasi yang baik harus ditanamkan di dalam keluarga, misalnya seberapa sering (intensitas) mereka saling berinteraksi satu sama lain. Seperti ada pepatah bilang, tak kenal maka tak sayang. Bagaimana caranya kita berkenalan?  yaitu dengan berkomunikasi. Semakin sering kita berkomunikasi dengan orang tersebut, kita semakin dapat mengenal dia lebih baik, baik itu dari sisi kelebihan maupun kekurangan orang tersebut. Bayangkan jika dalam keluarga jarang terjadi komunikasi satu sama lain? Anaknya tidak dapat mengenal orangtuanya dengan baik, dan begitu pula sebaliknya, orangtua tidak dapat mengenal anaknya dengan baik, seperti apa sifat anaknya, apa keinginannya dan lain sebagainya. Begitu juga denganorangtuanya, suami dan istri pun harus memiliki komunikasi yang baik agar dapat memberikan dampak positif bagi si anak, terutama dalam hal berperilaku.Jika dalam sebuah keluarga jarang terjadi komunikasi, misalnya karena ayah dan ibu sibuk bekerja walhasil suasana yang tercipta dalam keluarga tidaklah nyaman apalagi harmonis. Yang akan kerap terjadi adalah pertengkaran suami istri, kekerasan rumah tangga dan perceraian.Padahal sebenarnya, keluargalah pondasi dasar utama yang dapat membentuk pribadi yang baik untuk bekal bermasyarakat kelak. Untuk itu, komunikasi yang baik dalam keluarga adalah kunci utama dalam membentuk keharmonisan keluarga walaupun memang hidup tidak terlepas dari masalah, namun komunikasi pula lah yang dapat memecahkannya, maksudnya adalah keluarga tersebut bersatu, bersama – sama mengatasi masalah yang ada dalam kehidupan.
Metode penulisan yang digunakan untuk makalah ini adalah metode penelitian sekunder, yaitu dengan beberapa tinjauan pustaka baik berupa buku maupun artikel ilmiah.Komunikasi adalah penting bagi segala aspek kehidupan dan di segala lingkungan.Menilik komunikasi dalam lingkup lingkungan paling utama yaitu keluarga, adapun pokok permasalahan dari makalah ini adalah bagaimana peran komunikasi di dalam keluarga dan tanggung jawab orang tua dalam membentuk sikap dan perilaku anak.Berangkat dari permasalahan tersebut, maka adapun penulisan makalah ini bertujuan untuk (1) Menganalisis peran komunikasi dalam keluarga (2) Mengkaji pola komunikasi yang terjadi dalam keluarga (3) Mengkaji tanggung jawab orang tua terhadap pembentukan sikap dan perilakuanak.


KOMUNIKASI DAN KELUARGA
           
Pentingnya Komunikasi
Komunikasi merupakan hal krusial dalam kehidupan, terutama dalam menjalin hubungan antar manusia. Sepanjang hidupnya manusia pasti melakukan proses komunikasi. Djuara P Lubis (2010) menyatakan bahwa ketika seseorang menghampiri orang lain walau tidak berbicara pun, itu sudah merupakan komunikasi.Komunikasi adalah cara membuat orang lain tahu tentang gagasan dan perasaan kita: Komunikasi adalah apa yang kita katakan, bagaimana menyampaikannya, mengapa disampaikan, dan apa yang tidak dikatakan. Komunikasi adalah ekpresi wajah, gerak gerik dan nada suara (Hubeis 2011). Saking pentingnya komunikasi, Gerald Godhaber dalam Djuara P Lubis menyatakan komunikasi sebagai:
darah yang menghidupkan…
perekat yang menyatukan…
oli yang memuluskan…
tali yang mengikat…
kekuatan yang merasuk… dan
zat yang menyemen semua hubungan sosial.
Mengenai definisi dari komunikasi, penulis menyajikan beberapa definisi komunikasi dari beberapa ahli yang dirumuskan McQuail dan Windahl sebagai berikut:
“…McQuail dan Windahl (1981) mendaftarkan beberapa definisi komunikasi yang dikemukakan oleh ahli lain, seperti berikut:
a)      Penyampaian informasi, ide, sikap, atau emosi dari satu orang atau kelompok ke orang atau kelompok lainnya (Theodorson dan Theodorson),
b)      Terjadi bila suatu sistem (sumber) mempengaruhi yang lain (tujuan) dengan memanfaatkan symbol yang disampaikan melalui saluran yang menghubungkan mereka (Osgood), dan
c)      Interaksi sosial melalui pesan (Gerbner). …”(Djuara P Lubis 2010)
Maka dari itu, jelaslah bahwa komunikasi tidak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia karena manusia melakukan berbagai aktivitas dalam hidupnya pasti melibatkan komunikasi.Dengan berkomunikasi, manusia berhubungan satu sama lain saling bertukar informasi, mengirim dan menerima informasi.
Pentingnya Komunikasi dalam Keluarga
Keluarga merupakan lingkungan pertama yang kita kenal semenjak pertama kali kita dilahirkan.Keluarga merupakan tempat awal dan akhir kita berada.Keberadaan keluarga pada diri seseorang sangat penting. Ahira (2011) menyatakan bahwa keluarga adalah segala – galanya dan bagian yang terpenting dari yang terpenting, walaupun jalinan hubungan lain seperti teman pun mempunyai kepentingan juga, namun keluarga adalah sebaik – baiknya tempat kembali, tak kenal pamrih dan tak terbalas. Didalamnya terdapat orang – orang yang pertama kita kenal dan mempunyai hubungan erat dengan kita, terutama hubungan darah yang merupakan anugerah dari sang pencipta.Pada umumnya keluarga terdiri dari ayah, ibu dan anak. Orang – orang inilah yang merupakan aktor utama dalam berkomunikasi di lingkungan keluarga. Dalam keluarga, biasanya orang tua merupakan tokoh yang bertanggung jawab untuk berkomunikasi dengan baik pada anaknya sebagai pendidikan akan bersikap dan berperilaku untuk bekal bersosialisasi dengan lingkungan luar kelak.
Komunikasi dan keluarga, keduanya merupakan hal yang sangat penting. Komunikasi yang dibina dengan baik oleh anggota – anggota keluarga akan mewujudkan keluarga yang harmonis dan sejahtera. Mengenai bagaimana pentingnya peran komunikasi di dalam keluarga, penulis setuju dengan pendapat Aida Vitayala S Hubeis sebagai berikut:
“…Komunikasi dalam keluarga sangat penting karena meyediakan media bagi anggota keluarga di dalam mengekspresikan keperluannya, keinginannya, dalam dimensi saling peduli. Dalam hal ini, komunikasi yang terbuka dan jujur menghasilkan suasana yang memungkinkan anggota keluarga untuk mengekpresikan perbedaan mereka seperti halnya perasaan saling sayang dan saling respek. Melalui komunikasi anggota keluarga dapat mensolusikan masalah-masalah yang timbul dalam semua keluarga. …”(Hubeis 2011)
Pola Komunikasi dalam Keluarga
Terkait dengan pentingnya peran komunikasi di dalam keluarga, ada beberapa pola komunikasi yang dapat terjadi antar anggota keluarga, terutama antara orang tua dan anak. Sehubungan dengan hal itu, ada beberapa pola komunikasi, yaitu empat gaya komunikasi (styles of communication) yang diungkapkan oleh Aida Vitayala S Hubeis (2011) sebagai berikut:
1.      Komunikasi langsung dan jelas
Komunikasi langsung dan jelas adalah bentuk komunikasi yang paling sehat dan terjadi ketika pesan dikemukakan secara jelas dan langsung ke anggota keluarga yang bersangkutan. Sebagai contoh, ketika seorang ayah kecewa kepada anaknya yang gagal menyelesaikan tugasnya dan berkata “ nak, ayah kecewa kamu lupa membersihkan kamarmu hari ini tanpa diingatkan”.
2.      Komunikasi tidak langsung dan jelas
Pada komunikasi tidak langsung dan jelas, pesan yang disampaikan jelas, tetapi tidak langsung ditujukan kepada orang yang bersangkutan. Dalam contoh yang sama, ayah berkata “sangat mngecewakan jika orang lupa mengerjakan tugasnya membersihkan kamarnya sendiri”. Pada pesan ini, anak mungkin tidak sadar bahwa ucapan tersebut ditujukan kepadanya.
3.      Komunikasi topeng dan jelas
Komunikasi topeng dan jelas terjadi ketika konten pesan tidak jelas, tetapi ditujukan kepada anggota keluarga yang jelas tujuannya. Dalam ilustrasi yang sama, Ayah mungkin akan berkata “ nak, ternyata orang tidak bekerja keras dalam melakukan apa yang seharusnya dia lakukan”.
4.      Komunikasi topeng dan tidak langsung
Komunikasi topeng dan tidak langsung terjadi ketika baik pesan maupun orang yang dituju tidak jelas. Pada keluarga dengan relasi yang tidak sehat, komunikasi cenderung sangat bertopeng dan tidak langsung. Contoh dari ilustrasi yang sama, ayah akan berkata “anak muda zaman sekarang sangat malas”.
Tentu saja, proses komunikasi yang terjadi dalam keluarga nantinya tidak selalu harus terpaku pada teori. Proses komunikasi tetap saja pada akhirnya pola komunikasi yang terjadi di dalam keluarga kembali pada pribadi anggota – anggota keluarga tersebut.Selain pola komunikasi diatas, ada pula beberapa tipe komunikasi yang dapat terjadi di dalam keluarga.
“…F. Philip Rice mengungkapkan tipe – tipe komunikasi yang dikaitkan dengan pola asuh, yaitu:
a.       Tipe Terbuka
Tipe ini merupakan tipe komunikasi paling sehat.Antara anak dan orang tua terjalin komunikasi saling terbuka.
b.      Tipe Permukaan
Komunikasi yang terjadi bukan pada hal- hal penting, tidak detail, tidak nyata, dan sekedar basa – basi saja sebatas permukaan.
c.       Tipe Mengabaikan (Avoidance)
Komunikasi dimana masing – masing anggota keluarga saling menghindar sehingga tidak terjalin komunikasi.Tipe ini biasanya ada pada pola asuh cuek atau neglectful.
d.      Tipe Komunikasi Salah
Terjadi pada pola asuh otoriter dimana orang tua cenderung menuntut anak.
e.       Tipe Komunikasi Satu Arah
Terjadi jika hanya ada satu figur dominan dalam berkomunikasi.
f.       Tipe Tanpa Ada Komunikasi
Antara anggota keluarga jarang terjadi pembicaraan.Walaupun sedikit, sebenarnya diantara mereka tidak ada konflik nyata.Namun, akibat dari tipe komunikasi seperti ini adalah orang tua tidak tahu keadaan dan kebutuhan anak. …” (Baso [tidak ada tahun])
Dari pola komunikasi yang ada, terlihat jelas bahwa komunikasi dalam keluarga pun merupakan suatu hal yang sangat penting untuk diperhatikan. Kebanyakan orang menganggap bahwa komunikasi di dalam keluarga terjadi secara alamiah, namun hal itu tidak akan terjadi jia anggota keluarganya tidak memulai komunikasi itu untuk terjadi. Intinya, semua anggota keluarga harus memulai, membangun, dan menjalankan pola hubungan satu sama lain dengan komunikasi yang baik.


TANGGUNG JAWAB ORANG TUA PADA ANAK DALAM KELUARGA

Keluarga pada umumnya terdiri dari orang tua dan anak. Dan dalam keluarga, orang tua lah yang bertanggung jawab dalam memelihara kelangsungan hidup keluarga, termasuk dalam mendidik anak agar mempunyai sikap dan perilaku yang baik. William J. Goode (2007) menyatakan bahwa keluarga itu terdiri dari pribadi – pribadi, tetapi merupakan bagian dari jaringan sosial yang lebih besar. Kepribadian adalah bagaimana seseorang membawakan diri serta perannya dalam berinteraksi dengan lingkungannya (Satiadarma 2001). Maka dari itu, orang tua berkewajiban untuk mendidik anaknya agar siap menghadapi kehidupan masyarakat yang luas.
            William J. Lederer dan Don D. Jackson, dalam bukunya The Mirages of Marriage mengatakan bahwa banyak mitos dalam rumah tangga yang mengakibatkan terganggunya komunikasi dalam keluarga. Salah satu di antaranya kepercayaan bahwa orang lain pasti mengerti apa yang saya maksudkan. Padahal banyak contoh berita yang diterima ternyata bukanlah berita yang dikirimkan (Risyaf 2010).Dalam membangun komunikasi keluarga yang baik, peran orang tua sangat fatal sekali dampaknya.Mengapa demikian? Itu karena anak – anak selalu mengikuti orang tuanya, apa yang diucapkan, dilakukan, semua mereka ikuti sebagai proses pembelajaran. Disisi lain, persepsi orang tua sangat mempengaruhi sikap dan perilaku anak. Monty P. Satiadarma (2001) menyatakan bahwa jika orang tua memiliki persepsi positf kepada anaknya, sikapnya pun akan positif pula. Selanjutnya perilaku terhadap anaknya positif pula.
Suatu teori yang berkaitan dengan persepsi, dalam hal ini yakni persepsi orang tua terhadap anaknya yang disebut teori Pygmalion Effect. Teori ini dijelaskan oleh Monti P. Satiadarma (2001) sebagai berikut:
“… Pandangan the Pygmalion effect pada intinya adalah persepsi orang tua, baik yang  diucapkan dengan menggunakan label – label tertentu pada anak, atau yang tidak diucapkan di dalam diri mereka, bisa menjadi kenyataan yang sesungguhnya pada diri anak. Masalah yang serius akan timbul jika orang tua terlalu sering mengucapkan “Anak nakal!”, ”Anak bandel!” atau “Anak tah tahu diuntung!” pada putra – putrinya. …”
Dalam hal ini ada dua faktor yang turut mendampingi proses pembentukan sikap dan perilaku anak, yakni bahasa dan pendidikan moral.
Bahasa adalah alat bagi seseorang untuk mengemukakan gagasan, idealism, serta keinginan – keinginannya kepada orang lain dan juga melalui bahasa, orang tua menyampaikan pesan – pesan baik intelek maupun emosional kepada anak – anak mereka (Satiadarma 2001). Dengan kata – kata seperti “Anak bandel!” atau “Anak nakal!” tadi, si anak akan dapat belajar bahwa dia sedang dimarahi dan begitu pula dengan kata – kata seperti “kamu pintar sekali!” atau “Anak baik!”, maka sang anak pun akan mengerti bahwa orang tuanya sedang memujinya dan ia akan merasa senang. Jika bahasa yang digunakan orang tua adalah bahasa yang baik dan sopan, maka sang anak pun nantinya akan berbicara dengan bahasa yang baik dan sopan dan begitu sebaliknya.
Pembentukan sikap dan perilaku anak tentunya juga perlu didampingi oleh pendidikan moral, yang termasuk di dalamnya norma dan etika. Pendidikan moral dirasa perlu terlebih lagi di zaman yang rentan akan rusaknya perkembangan moral, terutama di kalangan remaja.Agus Winarti (2006) mengungkapkan beberapa cara untuk membantu orang tua dalam pendidikan moral anak, diantaranya yakni sebagai berikut:
1)      Dengan larangan; Orang tua melarang anaknya untuk tidak berbohong, berbuat tidak benar dan tidak jujur.
2)      Dengan Isyarat; Isyarat dilakukan dengan menggunakan kata – kata sindiran, dilakukan orang tua pada situasi sedang tidak sendiri/orang lain selain anak tersebut.
3)      Orang tua melakukan diskusi; Membicarakan berbagai hal yang dilakukan di luar rumah pasa situasi diskusi seperti pada saat makan malam bersama, saat santai menyaksikan televisi.
4)      Memberi kesempatan anak berbuat/memperbaiki yang telah mereka perbuat; Anak diberikan kesempatan untuk melakukan sesuatu yang menurut dia tidak melanggar aturan/larangan/melanggar moral yang berlaku.
5)      Memberi contoh/teladan dengan kata – kata maupun perilaku dalam kehidupan sehari –hari.
Untuk membangun komunikasi yang baik dalam keluarga, pertama dan paling penting adalah tanggung jawab orang tua sebagai tonggak pemimpin dalam keluarga.Maka dari itu, orang tua perlu membekali si anak dengan landasan pembentukan sikap dan perilaku yang baik dengan menggunakan bahasa yang baik serta didampingi oleh pendidikan moral yang baik.Dengan demikian,jelaslah bahwa orang tua bertanggung jawab dalam membentuk sikap dan perilaku anak.

SIMPULAN

            Komunikasi merupakan hal yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan, terutama manusia. Tidak mungkin semasa hidupnya manusia tidak berkomunikasi. Manusia sebagai makhluk sosial tidak dapat hidup sendiri. Manusia pasti menjalin hubungan dengan sesama manusia bahkan makhluk hidup lainnya. Dan komunikasilah yang dibutuhkan untuk menjalin hubungan itu semua. Dan lingkungan yang pertama kali ada sejak kita dilahirkan adalah keluarga. Keluarga merupakan lingkungan dimana terdapat orang – orang terkasih yang patut selalu kita jaga keharmonisannya. Untuk mencapai itu semua, komunikasi pula lah yang menjadi intinya. Pola Komunikasi yang mungkin terjadi di dalam keluarga diantaranya adalah (1) Komunikasi langsung dan jelas (2) Komunikasi tidak langsung dan jelas (3) Komunikasi topeng dan jelas (4) Komunikasi topeng dan tidak langsung. Keluarga pada umumnya terdiri dari orang tua dan anak. Dan dalam keluarga, orang tua lah yang bertanggung jawab dalam memelihara kelangsungan hidup keluarga, termasuk dalam mendidik anak agar mempunyai sikap dan perilaku yang baik. Komunikasi antara orang tua dengan anak dapat mempengaruhi sikap dan perilaku anak, contohnya saja jika orang tua mengucapkan bahasa yang baik, maka si anak pun akan mengikuti orang tuanya mengucapkan bahasa yang baik pula dan begitu sebaliknya. Ada dua faktor yang perlu diperhatikan oleh orang tua dalam proses membentuk sikap dan perilaku anak, yaitu penggunaan bahasa dan pendidikan moral. Dengan demikian, orang tualah yang bertanggung jawab dalam membangun komunikasi yang baik dalam keluarganya, terutama pada sang anak. Maka dari itu, dalam membentuk sikap dan perilaku anak yang baik sejak dini dan juga dalam mewujudkan keluarga yang sehat dan harmonis, komunikasi keluarga merupakan “kuncinya” dimana jelas bahwa komunikasi memainkan peran yang sangat penting dalam sebuah keluarga.
Alangkah baiknya jika para orang tua di dalam setiap keluarga mampu membangun komunikasi keluarga yang baik. Karena dengan komunikasi yang terjaga dengan baik, hubungan diantara anggota keluarga pun akan baik pula. Orang tua yang benar – benar bertanggung jawab dalam memelihara hubungan di dalam keluarga, terutama anaknya sudah sepatutnya memberikan contoh dan teladan yang baik dan mengkomunikasikan teladan baik itu pada anaknya. Dengan demikian, perlahan - lahan hal tersebut akan membentuk sikap dan perilaku sang anak yang baik.




 DAFTAR PUSTAKA
                            

Ahira, A.2011. KELUARGA :: Pengaruh Komunikasi dalam Keluarga.artikel ilmiah [Internet]. [dikutip 14 Desember 2011: 23.12]. Bisa diunduh dari: www.anneahira.com/keluarga-16103.htm

 

Baso, I A.(tidak ada tahun).Skripsi Peran Ayah.artikel ilmiah [internet]. [dikutip 7 Desember 2011: 00.25]. Bisa diunduh dari:

Goode, W J.2007.Sosiologi Keluarga.Jakarta[ID]:Bumi Aksara

Hubeis, A V S.2011.Komunikasi Keluarga.artikel ilmiah [Internet]. [dikutip 9 November 2011: 13.25]. Bisa diunduh dari:

Lubis, D P ; Mugniesyah; Purnaningsih, N; Riyanto, S; Kusumawastuti, Y I; Hadiyanto; Saleh, A; Sumardjo; Agung, S S; Amanah; Fachtiya, A.2010.Dasar – Dasar Komunikasi.Bogor[ID]:Sains KPM IPB Press

Risyaf.2010.Komunikasi Dalam Berkeluarga.artikel ilmiah [Internet]. [dikutip 13 Desember 2011: 10.48]. Bisa diunduh dari:

Satiadarma, M P.2001.Persepsi Orang Tua Membentuk Perilaku Anak: Damak Pygmalion di dalam Keluarga.Jakarta[ID]:Pustaka Populer Obor

Winarti, A.2006. Perkembangan Moral Anak Merupakan Tanggungjawab Orang Tua dalam Keluarga.jurnal ilmiah.Wawasan TRIDHARMA No.5 Tahun XIX Desember 2006



Tidak ada komentar:

Posting Komentar