Consumer Behaviour Class
Tuesday Afternoon
Department of Family and Consumer Science
College of Human Ecology
Bogor Agricultural University
Lecturer : Prof. Dr. Ir. Ujang Sumarwan, M.Sc
Topik : Kepribadian dan Gaya Hidup
Oleh :
Sekar Anjani (I34100060)
Mayor KPM (Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat)
College of Human Ecology
Kelompok 97 – 100
Novindra Hidayat I34080121 p3nyotz_inncnt@yahoo.com
Citra Dewi I34100045 citradewi.citra@gmail.com
Sekar Anjani I34100060 sekaranjani_kpm47ipb@yahoo.com
Bebby Olivianti I34100069 bebby.olivianti@yahoo.com
Karina Mako O. I34100101 karinamako.mako@gmail.com
Dinna Amalia R. I34100108 dinna.rahmah@yahoo.co.id
5 Karakter Positif Kami :
1. Ramah
2. Mudah Beradaptasi
3. Ceria
4. Suka Menolong
5. Sopan
5 Karakter Negatif Kami :
1. Malas
2. Cerewet
3. Egois
4. Mudah emosi
5. Sok tahu
Gaya Hidup dari Masyarkat kita Sekarang
Masyarakat kita sekarang sudah sangat konsumtif, terlebih lagi yang tinggal di daerah perkotaan. Hal ini bisa ditunjukkan dari pusat-pusat perbelanjaan yang tidak pernah sepi dari pengunjung. Begitupun dengan restoran-restoran fast food yang sudah menjamur dimana-mana. Pusat penjualan barang-barang elektronikpun setiap hari ramai pembeli. Gaya hidup seperti ini bisa digolongkan dalam paham hedonisme dan matrealistik. Hedonisme sendiri adalah suatu paham yang menganggap bahwa sesuatu dianggap baik jika sesuai dengan kesenangan yang didapatkannya. Menurutnya, mereka telah mencapai kesenangan apabila mereka sudah bisa diterima dengan baik dengan kelompoknya. Terlebih lagi apabila mereka sudah bisa masuk dalam golongan elit (social climbing).
Oleh karena kesenangan yang mereka capai adalah hal tersebut, mereka rela mengorbankan uangnya dengan membeli baju dengan tren terbaru dan juga bermerk, gadget teranyar dan canggih, serta bisa ‘nongkrong’ di cafe-cafe dengan kelompok mereka. Hal-hal yang dibicarakan mereka bila sudah bertemu tidak jauh-jauh dari materi, baju tren terbaru, atau menggosip tentang kelompok lain yang tingkatnya lebih tinggi atau lebih rendah dari kelompok mereka. Gaya hidup seperti ini dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu : budaya, nilai, demografik, kelas sosial, kelompok rujukan atau kelompok acuan, keluarga, kepribadian, motivasi dan emosi. Kelompok acuan mereka kebanyakan dari kalangan elit dan para artis.
Tren yang sempat booming pada tingkat pertama kuliah adalah 3B, bukan singkatan dari Brain, Beauty, and Behavior melainkan behel (kawat gigi), BB (Black Berry), dan belah tengah (rambut panjang belah tengah dengan sedikit dibuat ikal pada ujung rambut). Namun baru-baru ini tren terbaru dalam dunia fashion adalah baju ala Syahrini, yaitu baju dengan model daster kelelawar dengan bahan kain yang bermacam-macam dengan hiasan payet, manik-manik, ataupun batu alam. Banyak Syahrini-Syahrini yang ‘bertebaran’ sewaktu lebaran kemarin, kebanyakan konsumennya adalah ibu-ibu. Untuk kalangan remaja putri sendiri tren yang sedang hangat-hangatnya adalah tren berjilbab dan berbusana ala Hana Tajima. Banyak mahasiswi IPB yang mengikuti tren berjilbab tersebut. Selama tren tersebut dalam batasan wajar dan sesuai dengan norma-norma yang ada menurut kami tidak masalah. Kunci utama dalam membentuk gaya hidup sehat seseorang adalah dengan kemampuan menghargai orang lain dan diri sendiri, menjadi konsumen yang cerdas, dan punya prinsip teguh agar tidak mudah terbawa arus.